Selasa, 04 Juli 2017

Poker

Aku, kamu, dan kawanku di rumah sahabatmu. berempat kita duduk melingkar di ruang tamu mencoba mengelabuhi waktu dengan bermain kartu. 

Poker. Begitu kita biasa menyebutnya. Satu permainan yang mangadu besarnya nilai dari kartu-kartu yang ada dan barang siapa yang bisa menghabiskan 13 kartu ditangan paling dulu, niscaya dialah pemenangnya.

Dua putaran sudah kita khatamkan permainan. Oh... Damn!, menjengkelkan memang mendapati bahwa ternyata dua kali berturut-turut pula, kaulah yang menjadi pemenangnya.

Dan sebagai jawara, sudah barang tentu kau jugalah pemegang kehormatan untuk menjatuhkan kartu pertama sebagai penentu permulaan permainan ketiga itu akan dimulai bagaimana. 

Dan, seperti sebelumnya, selalu kartu single 3 yang kau keluarkan sebagai pembuka. Kali ini 3 waru. Disambut kawanku dengan 5 wajik , Yang kemudian kutimpali 7 love lantas diladeni 8 keriting oleh sahabatmu. 

Kembali ke kamu, kau jatuhkan 10 wajik, sedikit memasang mimik jumawa, kawanku membanting As keriting. Yeah, kartu 10 diladeni As memang tindakan yang terlihat konyol. Dan kekonyolannya membuatku tergoda untuk melawannya dengan kartu pamungkas. Poker. 

Sahabatmu pass. Lewat dulu.

Ah, tentu menghadapi kartu pamungkas ia pasti angkat tangan. Maka seperti peraturan yang telah disepakati, kesempatan melawan kartu itupun langsung jatuh padamu. Aku tersenyum, senyum yang seakan bicara "udeh... Lewat aje deh, gak usah gegayaan kalo lo seakan-akan punya lima kartu pararel..."  >:))

Tapi tidak.

Dengan sedikit melirik mengangkat alis, kau menggeleng prihatin padaku seraya berkata, "Jangan keluarkan pokermu terlalu dini, karena selain sebuah sikap tak menghormati lawan mainmu, hal tolol itu bisa menjadikanmu pecundang bahkan sebelum permainan usai karena masih banyak kartu tersisa yang belum dibuka. Ingat, esensi permainan ini adalah seni memprediksi." 

Selesai mengatakan itu kau memang tak mengeluarkan lima kartu pararel tapi..., kamu mensejajarkan empat kartu seri Quen.


Modar!

Diringi riuh tawa para pemain lain yang tercecer memenuhi ruangan, aku terjerembab oleh pokerku sendiri.

Aku tak pernah menyangka sebelumnya, bahwa permainan poker bisa diselesaikan sesingkat ini.





(fb:04032013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar