Rabu, 13 Maret 2019

Daisy

“Cinta tak terucap –itulah cinta paling agung yang dapat dikenali siapa pun. Sebentuk cinta altruistik, yang diberikan tanpa berharap balas. Sebuah cinta tanpa alasan, tanpa pamrih, tanpa permintaan jawaban dan balasan.”
Notes From Heart - Hoeda Manis


***


“Bunga bisa mengantarkan cinta. Tetapi juga bisa mengantarkan kematian. Aku mulai menanam bunga dan dia melukis. Aku harap ini bisa membantuku. Menghilangkan bau mesiu padaku. Tapi bau jauh di dalam jiwaku tidak bisa hilang.”

Adalah Park Yi, seorang pembunuh bayaran profesional yang menggunakan bunga lili hitam sebagai pesan kematian. Suatu hari tanpa sengaja ia bertemu Hye Young, seorang gadis manis nan lembut yang bekerja sebagai penjaga toko barang antik milik kakeknya di Amsterdam. Selain menjaga toko, ia juga menyambi sebagai artis jalanan yang melukis potret bagi para turis yang sedang berpelesir di negeri kincir angin tersebut.

“Aku ingat hari pertama melihatnya. 15 April. Hari setelah aku membunuh seorang laki-laki untuk pertama kalinya.”

Ketika itu musim semi. Hye Young yang saat itu baru selesai melukis hamparan bunga daisy untuk sebuah pameran, hendak kembali pulang dengan menyebrangi sebatang pohon, yang dijadikan sebagai jembatan di atas sebuah sungai. Celaka, Hye Young terpeleset dan jatuh ke sungai yang tak seberapa dalam tersebut. Meski tak cedera, ia kehilangan seperangkat alat lukisnya karena hanyut terseret arus. Park Yi yang melihat hal itu dari kejauhan bergegas berlari dan menceburkan diri guna mengambil peralatan lukis tersebut.

Ia tahu bahwa Hye Young akan kembali ke padang daisy itu untuk melukis lagi, dibantu beberapa tukang kayu ia lalu membangun jembatan sederhana, agar nantinya gadis itu tidak kesulitan saat harus menyebarangi sungai.

Benar saja, keesokan harinya Hye Young kembali, sebenarnya ia ingin mengambil jalan memutar karena khawatir terjatuh lagi di sungai itu, tapi ia terkejut, ketika melihat sebatang pohon yang kemarin ia lalui telah berubah menjadi jembatan yang jauh lebih aman untuk dilewati. Awalnya ia berfikir itu kebetulan yang menyenangkan. Tapi ia terperanjat saat mendapati peralatan lukisnya yang kemarin hanyut kini tergantung di penampang tangan jembatan. Ia tak tahu siapa sosok penyelamatnya. Tapi ia yakin jembatan itu dibangun untuknya. Sebagai tanda terima kasih, ia lantas meninggalkan salah satu lukisan padang daisy di sana.

“Setelah itu, aku mulai mengantarkan bunga daisy kepadanya setiap hari. Karena dia, aku belajar tentang Van Gogh, Monet, dan Rembrandt.”

Tepat setiap pukul 04.15 sore, diam-diam Park Yi selalu mengirimi bunga daisy kepada Hye Young. Dengan diam-diam pula ia kerap mengamati gadis itu dari kejauhan. Hari-harinya dihabiskan di dalam sebuah kamar yang sengaja ia sewa karena posisi jendela kamar itu menghadap tepat ke arah Hye Young, yang biasa duduk di tengah lapangan menunggu para turis yang berminat menggunakan jasa lukisnya. Kadang sedikit konyol karena ia bertingkah membebek setiap gerak gerik gadis yang sudah membuatnya jatuh hati itu.

Hye Young tak pernah tahu siapa gerangan sosok yang kerap mengiriminya bunga daisy itu. Yang ia tahu bunga daisy memiliki arti; cinta yang tersembunyi. Meski begitu Ia percaya bahwa suatu hari sosok misterius pengirim bunga daisy itu akan menunjukan jati dirinya. Ia penasaran sekaligus senang di saat yang bersamaan. Ia merasakan sebentuk cinta yang tak terjelaskan.

“Siapa laki-laki itu? Seseorang membuatnya tersenyum?”

Satu ketika seorang lelaki berdiri di depan Hye Young, dan sedikit tergagap meminta ia melukis potret untuknya. Dengan bunga daisy di genggamannya ditambah tindak tanduk yang nampak tak wajar, membuat Hye Young mengira bahwa lelaki itulah sosok yang selama ini mengiriminya bunga daisy. Tapi Hye Young tak tahu bahwa ia keliru, sebab lelaki yang baru ditemuinya itu sebenarnya adalah Jeong Woo, seorang interpol yang sedang menyelidiki kasus jaringan narkoba Asia-Eropa, dan tengah memanfaatkan Hye Young untuk bisa mengamati sarang gembong narkoba yang ada di sana.
Selanjutnya Jeong Woo kerap bertemu Hye Young untuk melukis potret dirinya sebagai kedok penyamaran. Dan belakangan ia benar-benar jatuh hati pada gadis itu.

Sementara dari dalam kamarnya, Park Yi masih terus mengamati Hye Young. Baginya, selama gadis yang dicintainya bisa terus tersenyum dan bahagia meski tak bersamanya itu bukanlah masalah. ia akan selalu tetap senang meski hanya bisa mencintai Hye Young diam-diam.

Sampai suatu hari terjadilah inseden baku tembak di lapangan itu. Terserempet peluru pada bagian leher membuat Hye Young harus rela kehilangan suaranya. Merasa bersalah, Jeong Woo mencoba menghilang dari kehidupan Hye Young. Tapi hal itu justru membuat gadis itu sangat terpukul.

“Dia tampak begitu sedih. Jadi aku tak bisa tinggal diam lagi.”

Mengetahui Hye Young amat berduka kehilangan Jeong Woo, membuat Park Yi akhirnya memberanikan diri untuk keluar dari “persembunyiannya”. Ia mulai kerap menemui Hye Young. Menjemputnya saat ia pulang, mengajaknya makan malam, bahkan menemaninya mencari keberadaan Jeong Woo. Park Yi masih menutup jati dirinya sebagai lelaki yang sebenarnya kerap mengirimi Hye Young bunga daisy. Baginya, selama ia bisa berteman dengan Hye Young dan selama gadis itu masih berada dalam jangkauannya, hal itu sudahlah cukup.
Hingga satu ketika, saat Park Yi tengah berada di rumah Hye Young, tiba-tiba datanglah Jeong Woo kembali mengetuk pintu…

Bagaimana kisah selanjutnya? Silakan tonton sendiri film ini selengkapnya. :)))

“DAISY’
Genre: Drama + Action
Pemeran : Jeon Ji-Hyeon, Jeong Woo-Seong, Lee Song-Jae
Sutradara : Andrew Lau
Skenario : Felix Chong
Studio : I Film Co Ltd
Durasi : 110 menit
Rilis : Tahun 2006




21072016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar