Senin, 01 Juli 2019

Aku Melihat Tandamu

“a relationship among sign, an object and a meaning.”
Charles Sanders Pierce

***


Aku melihat tandamu. Aku membaca isyarat itu;
Tentang seekor siput yang merayap pada ujung dahan di atas perairan. Meski merangkak lambat namun siput makhluk yang kuat. Ia mampu memanggul cangkang yang sepuluh kali lebih berat dari tubuhnya. Bukan tanpa alasan kenapa siput sudi membawa serta cangkangnya kemana pun ia beranjak. Semata-mata agar ia bisa selalu mengingat, bahwa cangkang itu tak lain adalah rumahnya. Maka dimanapun pun ia berada dan sejauh apapun ia melata, kepada rumahnya itulah ia selalu memiliki alasan untuk pulang.

Dan sejak saat itu aku merasa kamulah rumah itu, tempat di mana pada akhirnya nanti aku akan pulang ke sisimu.

Aku melihat tandamu. Aku membaca isyarat itu;
Tentang seekor angsa yang berenang sendirian di tepi muara. Sedikit janggal sebab biasanya sekawanan angsa akan terbang bersama-sama ke selatan. Membentuk konfigurasi serupa aksara “V” guna bermigrasi menghindari gigitan musim dingin. Mereka perlu membentuk formasi seperti itu, Sebab dengan begitu kawanan angsa akan mampu terbang beratus-ratus kilometer lebih jauh dibanding bila terbang sendiri. Dalam formasinya, kepakan sayap pemimpin angsa paling depan akan memungkinkan angsa di belakang mendapat dorongan sehingga lebih ringan untuk terbang. Dan bila saatnya nanti sang angsa pemimpin merasa lelah, ia akan bertukar posisi dengan angsa yang lain. Begitu seterusnya hingga akhirnya mereka sampai ke selatan dan menghabiskan musim semi di sana.

Tapi kenapa di petang yang muram angsa itu sendirian? mungkinkah karena lelah membuat ia terpaksa berhenti hingga akhirnya terpisah dari kawanan? Siapa yang kamu maksud? Aku, kah, angsa itu? atau barangkali itu kamu?

Jika kamulah angsa itu maka aku akan menghampirimu. Menemanimu hingga pulih, lalu kita akan membuat kawanan baru dan terbang ke selatan bersama-sama.

Aku melihat tandamu. Aku membaca isyarat itu;
Tentang beruang yang tak mungkin terbang maka ia mencoba cara yang lain. Melesat berlari dengan kecepatan hingga puluhan kilometer perjam, atau ia akan berenang. Mengandalkan tungkai depan sebagai pengayuh dan tungkai belakang sebagai kemudi, beruang mampu berenang berpuluh-puluh mil jauhnya tanpa henti.

Ya, jika ternyata akulah angsa yang terpisah dari kawanan itu karena sudah terlalu lelah untuk terbang, maka aku akan pulang padamu melalui jalan lain. Akan ku coba mengadopsi cara beruang berlari dan atau berenang sesegera mungkin.

Aku melihat tandamu. Aku membaca isyarat itu;
Tentang pendar cahaya ubur-ubur di tepi pantai yang gulita. Pesonanya memang menggoda tapi jangan sekali-kali tertipu, meski jelita ia makhluk yang berbisa. Sengatnya sangat mampu membuat siapa pun lumpuh bahkan terbunuh. Maka jangan pernah berpikir untuk menyentuhnya.

Barangkali dalam perjalanan pulangku, akan ada sekawanan ubur-ubur yang menggoda. Tapi percayalah aku akan camkan pertandamu. Aku hanya ingin mencari tahu bagaimana ubur-ubur menjadi bioluminescene hingga bisa bersinar. Kelak dari situ barangkali aku bisa menghadiahimu pijar cahaya.

Aku melihat tandamu, tapi maaf jika ternyata aku keliru menafsirkan isyarat itu.
Mungkin karena aku hanya terlalu senang telah menemukanmu.




02112016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar