Minggu, 11 Juli 2021

NAZ, Produk Lokal Citra Kekayaan Khazanah Nusantara


Mencoba berwirausaha sembari menjawat kekayaan khazanah nusantara. Hal itulah yang dilakukan oleh seorang gadis muda Nazlia Masyhur kala mengibarkan bendera NAZ, sebuah usaha rintisan yang baru dimulainya dalam kurun waktu setahun terakhir.

Melestarikan budaya bangsa melalui produk yang lebih karib menyentuh segmen anak muda, gadis lajang berusia 26 tahun itu mendesain kain-kain batik menjadi pakaian trendi agar lebih bisa diterima generasi milenia.

"Produkku ini lebih ke baju-baju fashion etnik, cuma... Biasanya kan, kalo etnit itu batik tapi gitu-gitu aja, nah, aku bikin modelnya menyasar ke fashionnya anak-anak muda, lebih outerwear, satu baju bisa beberapa model, jadi orang beli satu baju tapi bisa dipakai tiga model. Nantinya mereka bisa kreasiin sendiri," ujarnya mengawali percakapan dengan Akurat.co saat mengikuti Bazaar Ideafest X Tokopedia 2017, akhir pekan lalu.

Inaz, begitu ia biasa disapa, menjelaskan, bahan baku berupa lembaran kain batik diperolehnya dari perajin-perajin dibeberapa daerah di Jawa Tengah, diantaranya yakni Jogjakarta, Solo, Klaten dan Jepara.

Lantas, bahan kain batik tersebut diproduksi di kediamannya yang biasa ia sebut sebagai "rumah jahit" yang berdomisili di daerah Ciputat, Tangerang Selatan.

"Aku ada rumah jahit sendiri di Ciputat. Ummm... Sebenarnya nggak batik aja sih, aku juga main songket, udah mulai main jumputan Palembang juga, jadi pokoknya etnik-etnik Nusantara deh yang aku produksi," tambahnya.

Inaz tak memungkiri, produk pakaian batiknya tersebut merupakan usaha yang awalnya memang merupakan usaha keluarga, lalu kemudian boleh dikata turun kepada dirinya.

Kendati demikian, produk pakaian batiknya benar-benar berbeda dari produk batik orang tuanya, karena sudah mengalami pergantian merek juga modelnya.

"Usaha ini memang awalnya dari orang tua, tapi orang tuaku lebih ke penjualan yang produksinya ke orang-orang kantoran, lalu langsung aku rebranding, aku sih memperdayakan fasilitas yang ada ya, aku bikin yang menyasar ke anak-anak muda, bisa dipakai buat kuliah, juga bisa buat kondangan, buat hangout juga oke," paparnya.

Terkait hak paten merek, ia menuturkan brand NAZ yang dijumput dari namanya sendiri itu tengah dalam proses HaKI, yang didaftarkannya di Kementerian Hukum dan HAM. Namun sejauh ini ia belum tahu secara pasti bagaimana perkembangan dari upayanya itu, yang jelas menurut informasi terakhir semua berkas sedang ditangani oleh Kementerian Koperasi dan UKM.

Gadis yang menggandrungi bidang desain tapi sempat kuliah di jurusan sastra Inggris itu mengatakan, dalam pemasaran, produk NAZ belum memiliki store karena masih berfokus pada penjualan online, dan melalui pameran-pameran yang diadakan pemerintah atau pun swasta.

"Pameran pernah ke Makassar, pernah dikirim ke Jepang juga dari Tangsel (Tangerang Selatan), jadi aku mewakili Tangsel untuk buka stand di Tokyo Fashion World, itu lumayan juga sih, mereka mengapresiasi banget produk kita," tuturnya dengan riang.

Disinggung mengenai omzet, secara gamblang ia mengungkapkan, bisa mendapatkan pendapatan rata-rata berkisar Rp10 juta sampai Rp20 juta per bulan.

Sementara dalam melanggengkan usahanya, gadis itu biasa dibantu oleh empat penjahit yang tak lain adalah para pekerja dari usaha batik orang tuanya juga.

Pada kesempatan itu pula Inaz mengatakan, untuk terus mengembangkan usaha dan bisa membuka wawasan terkait bisnis fashion, dirinya juga sengaja bergabung dalam komunitas wirausaha di daerah tempat ia tinggal.

"Aku juga ikut komunitas di Tangsel, di Ciputat, basecamp di BSD. Juga di juragan fashion and Craft. Membernya 40 orang. Ikut komunitas bikin tambah wawasan karena kita bisa saling sharing gimana caranya bisa terus ngembangin usaha, khususnya fashion, ya gitulah," kata dia.

Dalam pada itu Inaz berharap, kedepannya generasi muda bisa lebih peduli pada produk lokal dan tidak melulu bangga memakai produk ekspor, sebab dengan cara itu, nantinya tak hanya produk lokal yang berkembang tetapi juga kekayaan khazanah nusantara bisa tetap dilestarikan.

"Dan untuk anak muda yang punya local brand jangan patah semangat, walaupun pasar lagi sepi dan naik turun, tetep semangat, produk kita ngga kalah dengan brand luar. Malah kalau produk kita, kita bawa keluar mereka lebih appreciation. Indonesia tuh kaya banget," pungkas Inaz.[]


Telah tayang:
https://akurat.co/naz-produk-lokal-citra-kekayaan-khazanah-nusantara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar