Minggu, 13 Januari 2019

Asoka

“Kau tak perlu jadi pahlawan super untuk mendapatkan gadis. Gadis yang tepat akan mengeluarkan jiwa pahlawan dalam dirimu.”
Deadpool.

***


Mungkinkah seorang bangsat keparat menemukan jalan pulang untuk bisa kembali kepada nuraninya?

Kenapa tidak?

Baiklah, barangkali diantara kalian sudah pernah mendengar kisah ini. Tapi bagi sebagian orang yang mungkin masih asing, mohon izinkan saya menceritakannya kembali.

Dalam kerajaan kuno India tersebutlah seorang raja bernama Asoka. Ia adalah penguasa Kekaisaran Maurya sejak 273 SM sampai 232 SM. Daerah kekuasaannya meliputi sebagian besar anak benua India, saat ini dikenal sebagai Afganistan sampai Bangladesh dan di selatan sampai sejauh Mysore. Asoka adalah raja ketiga dinasti Maurya, putra maharaja Bindusara dari seorang selir yang pangkatnya agak rendah bernama Subhadrangi namun kemudian lebih dikenal dengan nama Dharma. Meski begitu Dharma sebenarnya adalah keturunan dari seorang Brahmana.

Beberapa prasasti mencatat (yang harus diakui memang sudah bercampur dengan legenda), dikisahkan bahwa Asoka merupakan pemuda yang cakap dalam ilmu pedang dan berperang. Berkat kepandaian itulah membuat ia dipercaya sebagai panglima perang yang sangat di segani oleh pasukannya. Popularitas Asoka menimbulkan kecemburuan di hati kakak-kakak tirinya, terutama Sushima. Sebagai anak pertama maharaja, Sushima khawatir bahwa nantinya Asoka bisa saja merebut kedudukannya sebagai kandidat kuat pewaris tahta kerajaan Maurya. Beberapa kali Sushima mencoba menyingkirkan Asoka, namun berkali-kali itu pula ia gagal melenyapkannya.

Mengetahui hal itu, Dharma, ibunda Ashoka meminta anaknya untuk keluar dari kerajaan dan pergi meninggalkan negerinya. Ia tak menginginkan terjadinya perebutan kekuasaan di Maurya. Asoka sendiri sebenarnya bukanlah orang yang berambisi merebut takhta. Maka dengan takzim ia menuruti permintaan sang ibunda dan pergi berkelana sambil menyembunyikan jati dirinya sebagai rakyat biasa guna menghindari konflik dengan Sushima.

Di tengah pengembaraannya tepatnya di daerah Kalinga, Asoka bertemu dengan seorang nelayan wanita bernama Kaurwaki (dikemudian hari diketahui bahwa ia ternyata adalah putri dari ksatria kerajaan Kalinga). Kesederhanaan dan sifat welas asih Kaurwaki mampu menarik hati seorang Asoka muda. Tak pelak keduanya pun saling jatuh cinta. Tapi kebersamaan mereka tak berlangsung lama, sebab setelah dua tahun di pengembaraannya, seorang utusan kerajaan datang membawa pesan yang meminta Asoka untuk kembali pulang. Sebuah pesan palsu yang sengaja dirancang untuk memisahkan mereka berdua, dan Asoka baru menyadari hal itu saat setelah berada di istana. Ia pun lantas bergegas kembali ke Kalinga guna mencari kabar keberadaan Kaurwaki. Tapi naas, Kaurwaki di kabarkan telah meninggal dunia.

Merasa terpukul dan putus asa membuat Asoka kehilangan gairah hidup. Dalam upayanya menghilangkan sesak hati yang melanda bertubi-tubi, Asoka menghabiskan waktu bersama sahabatnya Veerat, dan di saat itu ia bertemu dengan Devi seorang putri dari saudagar penganut Budha, yang pada akhirnya dinikahinya demi mendapat keturunan. Sayangnya sifatnya pun kini berubah jauh. Seperti mati rasa Asoka menjelma menjadi manusia yang dingin.

Puncaknya, adalah saat ibunda Asoka terbunuh ketika mencoba menyelamatkan istri dan calon putranya yang masih dalam kandungan, pada usaha pembunuhan yang dilakukan oleh prajurit suruhan Sushami, membuat Asoka gelap mata, dalam keadaan murka Asoka menyerang dan memenggal semua kepala kakak-kakak tirinya termasuk Susima, lalu membuangnya di sebuah sumur di Pataliputra. Tak berhenti sampai disitu, kini Asoka menjadi manusia yang gila berperang dan haus darah. Banyak daerah-daerah yang ditaklukannya dengan mengorbankan banyak nyawa. Pada saat tersebut orang-orang menyebutnya Canda Asoka yang artinya adalah Asoka si pembunuh dan tak kenal kasih.

Penyerangan demi penyerangan terus dilakukan Asoka guna memperluas daerah kekuasaannya, sampai pada satu hari tibalah ia memasuki wilayah Kalinga. Tanpa peduli pada kenangannya bersama Kaurwaki, ia membantai hampir seluruh penduduk di sana tanpa rasa ampun. Menjelang petang setelah perang usai, dengan masih mengenakan jubah perangnya Asoka menjelajahi kota bekas pertempuran. Saat itu yang dilihatnya hanyalah rumah-rumah yang terbakar, mayat-mayat bergelimpangan dan darah yang menggenang di mana-mana. Sesaat suasana suram dan kekosongan yang tak terjelaskan ia rasakan. Namun seketika ia terkejut, saat tiba-tiba seorang wanita ksatria mencoba menyerangnya membabi buta dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya. Dan semakin terhenyak ketika menyadari bahwa wanita itu adalah Kaurwaki. Cinta pertamanya yang sempat membuat dadanya hampa karena mengira sudah mati ternyata masih hidup. Disaat yang sama Kaurwaki juga baru menyadari bahwa raja angkara dari Maurya yang terkenal kejam tak lain adalah lelaki yang dulu bahkan hingga kini masih begitu dicintainya. Beragam rasa sekejab berkecamuk. Tiba-tiba Asoka merasa muak pada dirinya sendiri. Tak hendak melawan, Asoka mencoba memeluk kekasihnya yang sempat hilang itu. Kali ini sedetikpun Asoka tak akan melepas pelukannya.

Sejak saat itu Asoka menyesali semua perbuatannya. Ia kemudian memeluk agama Budha dan menyebarkan ajaran Buddha Wibhajyawada dengan penuh welas asih ke seluruh penjuru dunia. Selama sisa masa pemerintahannya, ia menganut kebijakan resmi anti-kekerasan. Bahkan penyembelihan dan penyiksaan sia-sia terhadap hewan pun dilarang. Margasatwa dilindungi dengan undang-undang sang maharaja yang melarang pemburuan untuk olahraga dan pengisian waktu luang. Asoka mempromosikan konsep vegetarianisme.Ia juga menaruh belas kasihan kepada para narapidana di penjara. Mereka diperbolehkan mengambil cuti, sehari dalam waktu setahun. Ia berusaha meningkatkan ambisi profesional rakyat jelata dengan membangun pusat-pusat studi yang saat ini mungkin bisa disebut universitas. Ia juga mengupayakan sistem irigasi bagi pertanian. Rakyatnya diperlakukan secara sama, apapun derajat, agama, haluan politik, ras, sukubangsa dan kasta mereka. Tidak lagi dengan peperangan, kerajaan-kerajaan di sekeliling wilayahnya yang sebenarnya mudah ditaklukkan ia jadikan sebagai sekutu yang terhormat.*
Pada akhirnya Asoka dikenal sebagai Dharmâsoka yang artinya sang Asoka yang saleh.

____
*wikipedia.org, Film Asoka(2001) Shahrukh Khan-Kareena Kapoor, dan sumber lain.




fb02062016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar