Selasa, 31 Mei 2016

0 (baca: nol.)

tak terasa kala itu kita sudah duduk dipertengahan semester kelas dua. sesuatu banget yah... karena seakan semesta ikut berkonspirasi, ternyata kita bisa sekelas lagi.:)))

satu pagi di kantin bang alan, saat rehat dari pelajaran olahraga, tak ada badai krispati, tak ali topan anak jalanan, tibatiba kamu berkata,
"nol (0) itu angka yang unik yah?? dalam sebuah kompetisi olahraga semacam sepak bola misalnya, salah satu alasan kenapa pertandingan itu dapat dikatakan fair bila diawali dengan skor 0:0 --ini beneran 0:0 lho yah, ngga pakai acara ngepur-ngepur segala.
0=acuan sebuah permulaan."

(hadoh.. ngapa lagi nih cewe..?? pasti garagara kecapean olahraga) -_-?

"dalam timbangan niaga, untuk mengetahui secara pasti berat sebuah barang dagang, sebelum melakukan penimbangan jarum pengukur haruslah berada diangka 0.
0 = acuan awal mencari nilai."

(seett.. dah, tadi kalo emang udah capek kenapa ngga izin istirahat aja sih??) :(

"dan nol, pernah kau bayangkan jika kita harus menulis suatu bilangan triliyunan dalam bentuk angka romawi atau dengan bentuk penulisan lidi? luar biasa merepotkan bukan? bandingkan bila kita menuliskannya dalam bentuk desimal dimana terdapat 0 (nol) yang menjadi salah satu angka yang ada di dalamnya? 0 = penyederhana dalam menulis dan membaca sebuah bilangan."

(tuh, kan, kalo lo udah ngga jelas kaya gini gue-gue juga, kan yang repot??) -__-"

"tapi hebatnya, Kharizmy si penemu 0 (nol) ini lowprofile banget deh. meski 0 itu punya peran yang luar biasa dalam peradaban manusia, dia tetep keukeuh berkata bahwa yang ia temukan itu hanyalah sebuah 0 (nol). angka tak bernilai bila berdiri sendiri."

(sama kaya lo, udah tau capek tapi masih keukeuh aja terus ikutan olahraga, efeknya jadi makin ngga jelas gini dah..) T.T

"yah.. disitulah uniknya, disatu sisi 0 adalah sebuah kekosongan, tapi disisi lain ia juga memiliki arti penting dalam mencapai kesempurnaan. mungkin angka 10 adalah contoh sederhana yang paling signifikan, bagaimana peran 0 yang berarti 'ketiadaan' membuat angka 10 menjadi representasi dari 'kesempurnaan'."

sebenernya lo lagi ngomongin apaan sih?

"aku lebih senang melihat nilai 0 di ulangan harian matematikamu minggu lalu, dari pada harus mengetahui kalau kamu ternyata tidak mengikuti ujian sosiologi cuma lantaran alasan konyol: 'belom belajar jadi belom punya persiapan', yang akhirnya justru membuat kamu diskor dan tidak boleh mengikuti ulangan harian sosiologi selama satu semester penuh" :))

lo itu lagi mau ngasih motivasi, apa lagi mau ngejatohin gue sih?? ketawa lo juga ngga ngenakin banget dah..

"terserah kamu mau menanggapinya bagaimana, yang jelas pada dasarnya aku sudah memberi nilai 1 atas kebenarianmu mengikuti ujian matematika meski sebenarnya dalam keadaan yang belum siap."

1?? ini ngasih nilai, apa cuma mau ngeledek aja nih?

"kan, kamu sudah punya angka 0 nya, kenapa ngga di koalisiin dengan nilai 1 dariku?":)
(ngunyah kertas ulangan matematika)


fb: Rizal Mahmuddhin
2 April 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar