Selasa, 31 Mei 2016

Marjinal

marjinal itu band punk yang lucu dah.
ini serius bukan ngeledek lho, tapi murni muji plus opini buat mengapresiasi grup band indie yang satu itu.

kenapa?

dulu di tahun 2008, waktu gua lagi cengo ngerokokngerokok sendirian di wapress bulungan, secara 'kebetulan' ternyata di sana tengah ada acara pembacaan seratus antologi puisi ode kebangkitan sekaligus performance dari beberapa musisi jalanan, dimana marjinal menjadi salah satu bintang tamu yang diundang buat bisa ikutan.

singkat cerita, lagu pertama diperform mereka bisa dibilang fine fine aja. musiknya masih berisik, artikulasi liriknya kadang masih ngejepit, alias agakagak susah diterima telinga. but secara overall gua menikmatinya.

masuk lagu ke dua -negri ngeri kalo ngga salah- di intronya sih, masih asik, melodinya apik dan tabuhan drumnya juga teteeep... berisik. tapi begitu mau masuk ke lirik, romi sivocalis tautau berenti, terus dengan tampang bego dongonya doi bilang, ''duh, sorry gua lupa... oke.oke. kita ulang lagi aja."

anjrit.

liat situasi kaya gini, ngga heran kalo ketawa orangorang langsung berantakan kemana mana. dan yang lebih sengkenya lagi, para personel marjinal yang laen -termasuk si romi juga sih- bukannya dongkol atawa ngerasa malu gitu, lantaran tingkah polah si vocalis, doi-doi malah pada ikutan ngejengkang ketawa.

salut...

dari mereka kayanya gua harus belajar deh, soal gimana caranya bisa menertawakan diri sendiri lewat kesalahan. ini beda lho, dengan merendahkan diri, cos, dengerdenger sih, ngetawain diri sendiri itu emang perlu sekaligus sulit buat dipelajari.

well, masih bicara soal marjinal, band ini juga punya cara yang unik dalam nyampein cinta.

what cinta??

iya cinta. emang sih dengan teriakteriak memekak telinga, tapi tetep mereka bicara cinta di balik beberapa liriknya.
ngga percaya?

ya udah deh... gimana kalo nyimak salah satu lirik lagu mereka:

bencana dari negeri air mata
ratusan ribu jiwa pergi mendahului kita
bara luka kobarkan cinta rasa bersama
bara luka ciptakan satu pelita

saudaraku yang pergi tak banyak tinggalkan nama
saudaraku yang pergi meninggalkan lekukan mata
saudaraku yang pergi membangun seisi dunia
agar mengerti dalamnya mata hidup yang ada

tunjukan bahwa kita bersaudara
luka mereka luka kita semua
tunjukan tunjukan oleh kita
derita yang ada derita kita jua

saudaraku pergi tinggalkan bekas untuk kita
lidah dan air mata jadikan tautan permata
besarnya bencana lebih besarlah hikmahnya
wujudkan oleh kita ada yang pergi tersenyum di surga.||
#marjinal - luka kita (aceh, lhokseumawe).

yah, lagilagi cuma soal selera dan cara yang beda..
so, dimana masalahnya?






(fb: Rizal Mahmuddhin, 15 April 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar