Selasa, 31 Mei 2016

Drama Korea

tahun 2005. tepatnya tanggal berapa aku lupa. kala itu aku bertandang ke rumahmu menjelang pukul lima petang. maaf, mengganggumu yang sepertinya tengah konsentrasi menonton serial drama dari negeri gingseng, korea.

"gila. mutu banget tontonan lo. jangan bilang kalo sebelum ini lo juga abis nonton film india??" cibirku.

"udah... sini, ikut nonton aja." sahutmu, ringan.

tak mendebat, kuturuti saranmu.

di film itu kulihat adegan:
--- seorang pria yang tengah memasak di dapur -- sesekali mencoba mencuri perhatian dari si wanita yang tengah sibuk mengetik dengan komputernya diruang sebelah -- tapi diabaikan -- tak habis akal, pria itu lantas menjeritjerit histeris bahwa jarinya putus terpotong saat tengah mengiris -- kontan saja si wanita langsung panik dan kebingungan antara ingin menelpon 119, menggendong si pria ke rumah sakit atau mencari potongan jari yang hilang -- nyata sekali gurat kekhawatiran di wajahnya -- melihat si wanita pucat pasi tapi masih terus mencari potongan jari, membuat si pria tertawa terpingkal sejadi jadinya -- sadar telah dipermainkan, si wanita lantas menggigit jari si pria -- adegan lalu melompat di meja makan di mana si wanita sambil menyiapkan makanan berkata (kuranglebih), "awas kalau kau berani membohongiku lagi, akan benarbenar kupotong jarimu." --sambil mengusap usap jari telujuk yang tadi digigit si wanita, si pria memasang muka konyolnya---
/jeda iklan/...

...
kita. sama-sama diam.
...
kau berikan satu bantalmu sebagai sandaran tengkukku, saat hendak merebahkan badan di samping kananmu yang tetap duduk bersila memeluk bantal yang lainnya.
...
diam lagi.
________
entah kenapa belakangan ini aku kerap dihinggapi perasaan ingin sekali menonton ulang "full house" mu itu secara keseluruhan.



Rizal Mahmuddhin
25 Agustus 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar