Selasa, 31 Mei 2016

Jodoh dan Bodoh Dipisahkan Garis Takdir (sebuah catatan sampah)

Menurut gue  --ini menurut gue lho yah, kalo sepaham  gue senang,  ngga sepaham yah kebangetan.(lho?)--  Tuhan ngga pernah menakdirkan seseorang untuk menjadi bodoh. dalam artian mutlak bodohnya.

Why??

Secara, kalo ditilik dari perspektif ajaran agama yang gue percaya, empat hal yang udah ditakdirkan tuhan itu cuma hidup, mati, rejeki dan jodoh. Tuh, perhatiin deh, kata yang terakhir itu jodoh bukan bodoh. Iya sih… dari penulisannya emang rada-rada sama, tapi keduanya punya makna yang jauh banget bedanya, sejauh perbedaan antara aku sama kamu gitu (Lha, Sih??)

Because, menurut kamus bahasa Indonesia terbitan Amelia-Surabaya, cetakan pertama tahun 2003,   yang gue beli di  loakan kaki lima Palmerah , dengan harga cuma Rp. 24.000,- belom nego, jodoh itu adalah…  eh, tunggu dulu dah, loe-loe ngga curiga apa, kalo kamus gue itu bajakan? Bukannya su’uzon nih, bukan juga lagi sok-sok-an ber-intuisi karena gue sadar diri koq, kemampuan intuisi gue itu lebih menyedihkan dari pada  bakat gue dalam memainkan alat musik kecrekan. Enggak, Enggak dua-duanya. Ini murni dari proses analisa yang udah gue lakukan bertahun-tahun lamanya, hingga mengghabiskan seluruh masa remaja gue yang penuh dengan cinta dan gairah (oke, ini berlebihan). jadi berdasarkan harga, jenis kertas yang digunakan dan gambar cover depan yang agak-agak ngeblur berbayang-bayang, ngebuat gue berani berhipotesa kalo doi salah satu dari hasil sebuah produksi  yang tidak menyumbangkan royalti kepada penyusunnya. –het.. dah, parahnya…--  (TERUS KANAPA LO BELI, BADAK?!) ya elah… ngga usah marah-marah juga kali, namanya juga ngga sengaja.(Klasik!)

Of course.
Gue ngga akan mengemukakan kecurigaan gue ke doi dalam waktu dekat ini. Melihat usianya yang baru menginjak tahun kesembilan, kamus gue masih terlalu muda untuk menerima kenyataan sepahit itu, doi pasti akan ngerasa sangat sakit hati, dan gue tau sakit hati itu  lebih sakit dari pada sakit karena fungi (baca: panuan).
Emang sih gue ngga ngebohongin doi, lebih tepatnya  cuma menutupi, tapi setelah  dipikir-pikir menutupi itu sama aja gue mencuri kebenaran  yang seharusnya doi ketahui, jelas, ini ngga fair. Benar-benar ngga fair! Yah…  kelak, saat dia udah  siap menerima kenyataan yang sebenernya, gue akan menceritakan perihal kecurigaan ini. Tapi bukan untuk bertujuan merubah fungsi doi, yang tadinya sebagai pedoman dalam mencari pembendaharaan kata menjadi sobekan-sobekan kertas pembungkus bawang merah emak gue, bukan! Bukan itu, dia cuma perlu tahu, itu aja. Lagian sejauh ini gue  bisa  koq, nerima dia apa adanya.(sakarepmu leh…)

Balik lagi ke definisi jodoh dan bodoh.   So, menurut pendapat kamus gue nan “menawan” itu jodoh adalah : cocok, sesuai ; imbangan laki atau bini; pasangan sepadan; serasi; setuju hatinya. (perlu gue tambahin disini, bahwa sebuah pertemuan  sebenarnya termasuk jodoh lho..). Sementara bodoh ialah:  lawan dari pandai; tidak lekas mengerti. (tidak lekas mengerti bukan berarti tidak bisa mengerti!)


Yah begitulah kira-kira, kalo jodoh itu  yang  mempertemukan kita, maka bodohlah alesan mengapa kadang jodoh itu sulit untuk gue mengerti. (halah!)

Omong-omong, kenapa sih lo harus mancing-mancing gue untuk muter-muter  dikata jodoh sama bodoh? Maksud lo apa?? Karena gue bodoh makannya gue jomblo?? Pliss deh, MASALAH BUAT LO?!


(terus, mana penjabaran tentang kalo bodoh itu bukanlah ketentuan Tuhan, dimana manusia punya “kemampuan” untuk merubahnya?? )

Glek… (garuk-garuk kepala)
Oh, iya, yah… lupa gue, sebenernya sih bukan lupa, tapi emang bukan ahlinya, gue rasa lo semua jauh lebih ngerti. Jadi pada dasarnya ini cuma nge-review aja, ngga lebih.
Lo masih inget kan, ayat pertama Tuhan yang diwahyukan kepada rasul Muhammad?
“IQRO!” yang artinya bacalah!
Tuh, kepikirin ngga sih, kenapa ayat perdana dari Tuhan itu adalah perintah ngebaca??
Kenapa ngga perintah untuk belanja atau maen game gitu? Kan, lebih seru. Iya ngga?

Menurut gue –lagi-lagi ini cuma menurut penafsiran dangkal gue yah, kalo lo punya pendapat laen, gue sih cuma bisa bilang; gue rasa gue bener dan gue rasa lo juga ngga salah, Sah?—karena Tuhan ngga mau kalo hambanya itu menjadi bodoh. Dan salah satu kunci menghindari kebohohan yah, dengan banyak “ngebaca” gitu.

Nah, logikanya, kalo Tuhan (walaupun sebenernya Dia ngga akan untung atau rugi) pengen kita, selaku hamba-Nya pinter -tapi ngga “minterin” orang laen- mungkin ngga kalo disaat yang sama Dia ngasih kebodohan yang mutlak kepada manusia?
-Jawab aja dalem hati-

Yup, itu tadi sedikiiiiiiit “ketidak-mutlakkan bodohnya manusia” bila dilihat dari pendekatan ilmu teologi. Nah, sementara bila ditilik dari perspektif ilmu pengetahuan, dalam hal ini ilmu psikologi. Pada dasarnya manusia itu dikaruniai beberapa kecerdasan , diantaranya; kecerdasan spasial, kinestetik, musical, linguistic, logika/mathematic, interpersonal, intra personal, naturalis, intuisi dan spiritual. (jangan harap gue akan jabarin ini semua ke elo, karena sebenernya elo-elo juga udah lebih tau kan? Sorry, kalo niatan lo pengen  ngerjain gue dengan cara ngebuat jari-jari tangan keriting karena   ngetik ini panjang-panjang, itu udah bisa gue baca!! Kreatip sih,,, tapi koq agak maksa yah??!)
intinya, memiliki beberapa atau bahkan cuma satu kecerdasan aja tidak lantas  membuat manusia itu layak di cap  bodoh secara mutlak!

Oh, ya, satu lagi  kabar baeknya,  seluruh kecerdasan itu bisa di asah hingga batas yang tak berhingga. Tinggal gimana kita  mengusahakannya.

Okeh, ini cuma akan jadi tulisan omong kosong tanpa adanya figur nyata yang bisa dijadiin sebagai “kambing hitam” bukan??

So, “kambing hitam “ kita kali ini ‘adalaaaaah….

~~musik dramatisir~~

Adaaaaaammm…. Khoo!
(tepok tangan begemuruh di segala penjuru)

Apa? Sebagian dari lo udah ada yang kenal sama ini orang? Pantes aja pada tepok tangan, Nah, tuh bisa jadi bukti kan, kalo lo emang ngga bodoh?.  Terus bagi yang belom kenal?? Bukan berarti lo bodoh, lo cuma belom tahu dan itu ngga masalah. Menjadi masalah kalo lo menjadi apatis  dan ngga mau tau, males untuk nyari tau, sampe akhirnya ngga akan pernah tau. Perlu gue tekenin disini bahwa, ini bukan soal sosok adam khoo-nya, tapi soal apa yang udah  dilakuin doi sehingga gue ngerasa ini perlu untuk sama-sama kita ketahui. Jadi begini sedikit biografinya;

~~mandarin instrumen~~

… terlahir  pada tanggal 8 April 1974 dengan nama lengkap Adam Khoo Yean Ann. khoo kecil dari Singapura ini  sangat menggilai games dan televisi, ngga salah sih, tapi yang jadi masalah  ia ngebenci banget  sama yang namanya belajar dan ngebaca. Makannya ngga heran kalo pada akhirnya ia di kenal sebagai anak “bodoh”, maksud gue luar biasa “bodoh”nya. ngga percaya??

yah, mari  kita runut kronologisnya. Di  kelas 4 SD ia dikeluarkan dari sekolahnya hingga harus pindah ke sebuah SD   terburuk kala itu.  Kemudian saat hendak memasuki bagku SMP, Khoo yang baru mau jadi ABG ini ditolak sampe enam SMP terbaik yang ada di sana, membuatnya mau ngga mau, akhirnya masuk ke SMP terburuk demi bisa melanjutkan studinya. Berhenti sampe disitukah “kebodohan” Khoo muda?? Sayangnya ,,, NGGA!! Karena di sekolah terburuk seantero Singapurapun ia dinobatkan sebagai 10 besar murid  dengan nilai paaaaling buruk!!

Yasalam…. Mimpi apa eyang Raffles sampe-sampe di negeri bentukkannya itu ada murid setolol! Khoo…

~~np: AdaBand – Manusia Bodoh~~

Eh, sebentar deh, jangan bilang kalo lo masih ngebaca tulisan ini?? Oh, DAMN!! Ternyata bener dugaan gue, kalo dibalik rasa penasaran dan keingin tahuan elo-elo semua tersimpan sebuah kecerdasan! Sialan… bener-bener  sialan. Ini ngebuat gue iri dan ngerasa telah dikhianati. (apa hubungannya coba? )

Hari-hari terus berganti, matahari bersinar kembali,  ada saatnya dimana gelap malam  tereliminasi oleh pagi. sama halnya seperti Sidharta, khoo yang kala itu memasuki usia tiga belasan seperti mendapat sebuah “pencerahan”. lewat program dari Ernest & Young, Ia belajar tentang apa itu Neuro Linguistic Programme, Accelerated Learning dan sebagainya.

Lantas apa yang dilakukan  Khoo pertama kali  setelah kembali kesekolah? Ia menuliskan dan mengumunkan dengan lantang tujuannya di depan kelas tanpa rasa berdosa;
“ aku akan lulus dari SMP ini dengan nilai A semua!”
Kontan aja, -ngga usah kredit- seisi kelas itu langsung dibanjiri tawa berderai air mata. Namun patahkan tekad  Khoo? Dan kurang ajarnya, NGGA! Itu justru menjadi sebuah cambuk penyemangat baginya. Karena tentu ia akan malu, apabila impian yang sudah ia teriakkan itu hanya tak lebih dari utopis semata. Masih dengan tertawaan teman-temannya, Khoo berusaha keras dengan tekad campuran antara logam besi dan karbon (baca: tekad baja) . Ia gunakan cara belajar yang beda dan aneh yang didapatkannya dari program Ernest & Young, yakni membuat peta pikiran yang penuh dengan gambar dan simbol dalam mencatat semua pelajaran untuk diserap.

Hasilnya??

Meminjam perkataan ilusionis muda Damian, tiba-tiba semua berbalik menjadi, “Sempurna!”

Adam Khoo lulus dari SMP itu dengan nilai A semua, ia berhasil masuk ke Victoria Junior College. Pun di SMA unggulan  ini Khoo menjadi murid terbaik dan lagi-lagi lulus  dengan nilai A semua. Puncaknya, saat ia berhasil masuk National University of Singapore (NUS), adam berhasil pula masuk kedalam NUS Development Program, yaitu sebuah program bagi mahasiswa Top One Percent, mahasiswa dengan prestasi akademis yang sempurna.

Itu baru kesuksesan dibidang akademis, lalu apa kabarnya di dunia bisnis?? Di usia 15 tahun Khoo memulai bisnis musik box, berikutnya adalah bisnis training dan seminar dimana para pesertanya adalah para manager dan top manager perusahaan-perusahaan di Singapura. Di usia 22 tahun ia menjadi trainer tingkat nasional dengan bayaran mencapai UU$ 10.000 per jam (ini duit dollar lho). Hingga di usia 26 tahun, Adam Khoo telah memiliki empat bisnis dengan total omset pertahun sebesar US$ 20 juta (yang ini juga duit dollar).

~~np: Andra and The BackBone – Sempurna…~~


Tapi… lagi-lagi tapi, karena ini cuma pendapat yang sifatnya ngga mutlak, dan demi menghormati jasa para nenek moyang yang udah susah-susah meres keringat  puter otak untuk menciptakan kata “bodoh”, maka dari itu gue akan tetap berucap,

DULU, ADAM KHOO ITU BODOH LHO!






__________________
(catatan "musim hujan, musim sampah bertebaran." akun Facebook: Rizal Mahmuddhin, 12 Februari 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar