Selasa, 31 Mei 2016

Buah Kesakitan Tiram

"bisa cepetan ngga?? gue lagi ngga jalan sama moluska, kan??"

"lho, aku ngga minta kamu untuk nunggu kog, silahkan aja kalau mau duluan."

ya Tuhan... terbuat dari apa kepala mahlukMu yang satu ini... keras bukan buatan macam cangkang kerang terjepit terumbu karang.

"tapi ini udah mau hujan kalii.."

"meski ngga terlalu besar, rasarasanya payungku cukup untuk kita berdua, sudahlah... kita nikmati aja suasana ini. sepertinya sesekali paruparumu perlu disusupi aroma tanah basah dari tetesan pertama hujan. percaya deh, itu akan menimbulkan sensasi yang menyenangkan."

dan entah kenapa, diperangai keras cangkang kerang itu,Tuhan menyembunyikan sebuah organ lunak di dalamnya.

"terserah lo dah!"

***

di beranda rumahmu, kini aroma hujan benarbenar tak membuatku merasa bosan.

"nih, ngopi dulu.. tunggulah sampai hujan reda, payung yang tempo lalu kamu pinjam belum kamu kembalikan bukan?? jadi jangan harap aku akan meminjamimu payung yang kedua.."

ya, Tuhan mungkin hanya ingin berfirman: di dalam kerasnya cangkang, terdapat lunak daging kerang. dan jauh lebih ke dalam, melalui kesabaran lintas batas, sebutir pasir bisa bermetamorfosa menjadi mutiara.

"alesan, itu cuma bisabisanya lo aja ,kan? buat nahan gue biar ngga cepetcepet pulang..."

"kayanya terlalu banyak menghirup aroma hujan membuat kewarasan kamu terkorupsi yah..."

*dia berbalik, menyembunyikan senyum mutiaranya diamdiam.






(Copy Paste Facebook Rizal Mahmuddhin, 6 Mei 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar