Kamis, 10 Juni 2021

Diapresiasi di Atlanta, tapi Kopi Ciwidey Terancam Punah



Turut hadir menjadi pelaku sejarah pada perhelatan Jakarta Coffee Week akhir pekan lalu, Firman Budiman petani kopi asal Ciwidey, Bandung Selatan, Jawa Barat berpendapat, bicara soal kopi ada baiknya harus menoleh ke sektor hulu.

"Soalnya kopi tuh ngga bisa bohong ya, kalau dari hulunya sudah nggak benar, kedepannya juga pasti ngga benar," tuturnya membuka percakapan dengan Akurat.co.

Berangkat dari prinsip itulah yang membuat dirinya kini selalu berupaya untuk bisa konsisten menjaga kualitas Kopi Ciwidey.

Dalam proses pascapanen, ia menekankan kepada teman-teman petani kopi lainnya agar mengimplikasikan Program Petik Merah untuk menghasilkan biji kopi dengan kualitas premium.

"Cara memetiknya pun tidak boleh ditarik tapi setengah diputar, atau dipelintir," imbuh Firman sembari memperagakan bagaimana cara memetik kopi yang baik dan benar.

Tak mengherankan, bila dengan prinsip yang dipegang teguhnya itu, mampu mengantarkan Kopi Ciwidey hingga sempat masuk kedalam 15 besar kopi terbaik dari 74 kopi yang dilombakan di Atlanta, Amerika Serikat pada tahun lalu.

Selanjutnya Firman mengatakan, terkait pemasaran, produk Kopi Ciwidey sudah dilempar ke berbagai daerah di Indonesia. Sementara  untuk pasar global telah di ekspor ke Singapura dan Slandia Baru melalui kerjasama dengan perusahaan Javanero.

"Kalau jumlah pengiriman dibantu sama Javanero, setahunnya, ke Singapura 1,5 ton dan Slandia baru 9,6 ton... Kalau pasar lokal ngga tentu ya, sekitar 1 ton lah, " Paparnya.

Jajaka Bandung itu mengungkapkan, total petani yang tergabung dalam kelompok tani Ciwidey saat ini berjumlah sekitar 200 orang, dan mereka menggarap lahan seluas 250 hekta milik perhutani.

"Ya, petani menggunakan  lahan milik Perhutani. Jadi ada hutan-hutan Perhutani, sudah ada kerja sama dengan catatan tanaman yang ditanam itu harus kopi," katanya.

Ia menambahkan, "Kita ngga bayar, tapi pakai sistem sharing. Setiap kali panen 25 persen buat perhutani. Tapi itu masih bisa disesuaikan. Sebab kalau saat panennya kurang, ya... ngga sampe 25 persen juga,"

Pada kesempatan itu juga Firman mengatakan, selain tetap menjaga kualitas,  kedepan pihaknya juga bakal menambah lahan baru, hal itu dilakukan sebagai upaya untuk bisa menggenjot peningkatan produksi kopi.

"Kan ironis, kita juara di ajang kompetisi luar negeri tapi begitu diminta kopinya mana, ternyata ngga ada karena kuantitasnya sedikit," tuturnya.

Firman juga bakal mencari cara untuk bisa menarik teman-temannya agar mau bertani kopi, sehingga di masa mendatang kopi Ciwidey dapat tetap dilestarikan dari generasi ke generasi.

"Fokus saya juga soal regenerasi, sebab petani-petani disana (Ciwidey) sudah mulai tidak bisa lagi berproduksi. Anak-anak muda di sana malah keluar, cari kerja diluar, jadi kebunnya ngga ada yang ngurusin," tandasnya kemudian. []


Telah tayang: https://akurat.co/diapresiasi-di-atlanta-tapi-kopi-ciwidey-terancam-punah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar