Minggu, 13 Juni 2021

Lamops, Kemilau Kulit Kerang Mutiara dari Lombok

Bermimpilah, lalu bangun dan wujudkan mimpi itu. Karena Tuhan akan menjawab setiap mimpi yang kau genggam kuat-kuat, dengan doa dan usaha. Seorang pria asal Lombok, Efdalius Ruswandi sudah membuktikannya.

Bagaimana kekuatan mimpi mampu mengantarkannya menuju puncak piramida teratas, dan akhirnya kini lelaki paruh baya itu bisa menikmati semua jerih yang pernah ia lalui.

Bermula dari mimpinya untuk menyetarakan kerajinan kulit kerang mutiara agar mampu setara dengan kerajinan lain seperti kain tenun yang mendunia, jatuh bangun pun ia tak peduli. Bersama Anita sang istri, Efdalius selalu kembali berdiri meski harus jatuh berkali-kali.

Dan waktulah yang menjawab, kini satu produk kerajinan kulit kerang mutiara yang dibuatnya bisa memiliki harga jual hingga mencapai jutaan rupiah.

Melalui kerajinan kulit kerang mutiara itu juga dirinya sempat melanglang buana ke berbagai negara dan bebebera benua di belahan bumi seberang, Timur Tengah, Amerika serta Eropa.

"Kalau lewat pameran kita sudah ke Belanda, terakhir di Guangzhou. Di Timur Tengah juga sudah, di Dubai, kalau sama Pemda sudah sering dibawa keluar negeri, kemana-mana ya, ke Korea, ke Malaysia, dan lainnya," ujar Efdalius saat ditemui Akurat.co dalam perhelatan Pameran Kriyanusa 2017 di JCC Jakarta.

Efdalius menerangkan secara singkat, bahwa produknya merupakan kerajinan khas asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, dimana dalam proses produksi, semua bahan baku utamanya didapatkan langsung dari pantai-pantai di sana, yang memang berlimpah limbah kulit kerang.

Kulit kerang beserta mutiara tersebut dipadupadankan dengan perak, lalu dibentuk menjadi berbagai aksesoris perhiasan, pajangan, juga cinderamata yang memiliki citra seni ekslusif nan mewah.

"Produk yang kita kerjakan ini memang fokus pada kulit kerang mutiara. Mutiaranya itu cuma pelengkap, terus kita ikat pakai perak. Jenis perak 925, perak asli dari Lombok juga," jelasnya.

Dalam menjalani usaha kerajinan kulit kerang mutiara tersebut, Efdalius sudah mengibarkan bendera sendiri dan secara resmi terdaftar di Kementerian dengan nama Lamops.

Untuk melanggengkan usaha yang mulai dirintisnya sejak tahun 2001 itu, Efdalius dibantu oleh 18 pekerja dimana sebelum benar-benar bekerja, para calon perajin ia latih dan dibina secara personal dalam rentang waktu selama 6 bulan.

"Kita punya 18 pegawai, jadi untuk buat kulit kerang yang ada sekitar 6 orang, sisanya pengrajin peraknya," imbuhnya.

Untuk pemasaran, meski sempat merambah pasar global seperti Amerika dan Jepang, namun kini produk kerajinan kulit kerang mutiara Lamops hanya mengkhususkan diri untuk bermain di pasar lokal.

Efdalius merasa kewalahan jika harus memenuhi permintaan pasar global, mengingat produk kerajinannya tersebut memang merupakan kerajinan handmade yang tak bisa diproduksi secara massal menggunakan alat pabrikan.

"Ini kan barang-barang ekslusif ya, artinya, dalam produksi benar-benar harus memperhatikan mutu ukiran, yang buat juga harus perajin yang telaten dan peduli detail. Jadi harus benar-benar berkualitas," terang Efdalius.

Terkait segmen pasar, ia menuturkan awalnya memang hanya ingin menyasar masyarakat menengah atas, namun belakangan ini Efdalius mulai mencoba-coba bagaimana agar produknya juga bisa menyentuh masyarakat yang lebih luas.

"Untuk tahap pertama, kita memang masih main di segmen menengah ke atas. Tapi sekarang kita lagi coba jajaki pada line kedua, yang menyasar menengah ke bawah juga," katanya.

Adapun untuk harga, kerajinan kulit kerang mutiara Lamops terbagi menjadi dua kategori besar. Produk yang menyasar kelas menengah atas berada diharga kisaran Rp1 juta-Rp7 juta ke atas. Sementara produk yang ditujukan untuk masyarakat luas dibandrol dengan harga Rp500.000 kebawah.

Harga yang terbilang cukup pantas, mengingat produk kerajinan kulit kerang mutiara Lamops sudah menorehkan beragam prestasi di berbagai kompetisi kriya, baik di dalam maupun luar negeri.

"Tahun 2014 kita dapat penghargaan Dekranas Award, sebagai 10 desain terbaik, terus di festival-festival di Indonesia dan di luar kita juga beberapa kali menang, di Smesco Mutu Manikam juga dapat. Ummm... Sudah ada 12 penghargaan nasional kita dapat sampai saat ini," tutup Efdalius sembari sumringah. []


Telah tayang: https://akurat.co/lamops-kemilau-kulit-kerang-mutiara-dari-lombok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar