Minggu, 13 Juni 2021

Kain Ulos Tapanuli Ingin Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri

Bukan tanpa alasan kenapa seorang wanita muda dari pelosok daerah rela terbang menyebrangi lautan menuju ibu kota. Maria Sinaga melakukannya dengan menggenggam misi mulia, ingin memperkenalkan salah satu produk kearifan lokal daerahnya pada masyarakat yang lebih luas, kain ulos Tapanuli Utara.

"Kita bawa produk utama kami tenun ulos. Jenisnya kain dan selendang, ada juga yang untuk bahan baku, terus sekarang kita bikin yang sudah langsung jadi pakaian," ujarnya saat ditemui pada Pameran Kriyanusa 2017 di Jakarta.

Guna bisa lebih diterima orang banyak, dirinya sengaja membawa serta beberapa contoh produk pakaian jadi yang bisa segera dikenakan tanpa harus melalui proses menjahit lagi. Benar-benar bisa langsung dipakai setelah dibeli.

"Orang sekarang kan sudah nggak mau ribet, jadi kita sudah bikin bentuk baju. Kelebihan lain, sekarang kita sudah bisa bikin kain yang nggak luntur, bahannya juga sudah lembut, sudah beda dari yang dulu bahannya kasar. Sekarang kita juga sudah pakai benang katun yang halus, bahannya pun jadi lembut, otomatis pas dipakai lebih nyaman," terang Maria.

Perajin ulos asal Tapanuli, Sumatera Utara itu menuturkan, tak hanya menjadi lebih terasa nyaman saat dikenakan, dalam proses penenunan ulos Tapanuli, para perajin di daerah juga menggunakan pewarna benang yang alami. Sehingga, semakin meningkatkan nilai eksklusif produk.

"Apalagi sekarang kita sudah punya produk unggulan, yakni menghasilkan benang yang memakai pewarna alami, dari tumbuh-tumbuhan, jadi nilainya lebih tinggi," dengan bungah dia berujar.

Pada proses pembuatan, Maria beserta perajin tenun ulos lainnya biasa mengerjakan paling cepat dua hari untuk sehelai kain yang ukurannya relatif kecil dan dengan motif sederhana. Sedangkan untuk motif-motif tertentu yang jauh lebih rumit biasanya memakan waktu sebulan hingga satu setengah bulan lamanya.

"Kenapa kok lama?" tanya Maria retoris.

Sebab pada proses pewarnaan benang yang alami tadi para perajin masih mengandalkan sinar matahari yang tidak bisa diatur-atur suhu panasnya, sehingga bisa memakan waktu nyaris sebulan hanya untuk pewarnaan.

Lebih lanjut Maria bertutur, saat ini produk ulosnya memang baru menjamah pasar lokal, namun bukan berarti tawaran untuk mengekspor tidak pernah bertandang. Sebab, sempat beberapa kali ada perusahaan eksportir yang menawarkan kerja sama untuk bisa mengirim kain ulosnya ke luar negeri, namun belum bisa dipenuhi lantaran terbentur masalah jumlah produksi.

Disinggung mengenai peran pemerintah dalam mendukung kerajinan kain ulos di Tapanuli, Maria berpendapat program-program Pemda dirasa sudah cukup berpihak dan peduli pada nasib para perajin di daerahnya.

"Peran pemerintah daerah sangat kita rasakan. Pemerintah Tapanuli Utara memang sangat mendukung, kami, penenun yang selama ini menjual hasil tenunan ke tengkulak, kan itu hanya nguntungin tengkulak, nah, sekarang itu ditampung hasil kerajinan perajin, jadi mereka jadi lebih makmur. Meningkat kesejahteraannya," katanya.

Ia melanjutkan, Dekranas daerah Tapanuli Utara amat membantu para perajin, tak hanya perajin tenun tapi juga perajin anyaman, camilan dan yang lainnya, karena mampu menjadi satu wadah dimana semua perajin itu dirangkul dan dikumpulkan menjadi keluarga besar yang bisa saling bersinergi antara satu dengan yang lain.

"Event ini salah satunya, kita semua sama-sama membawa hasil-hasil dari semua perajin Tapanuli Utara," pungkasnya.

Ditanya soal omzet penjualan kain ulos Tapanuli, Maria mengungkapkan, dalam sebulan rata-rata rupiah yang diraupnya bisa mencapai angka Rp15 juta.

Sementara, untuk pendapatan yang diperolehnya khusus pada saat mengikuti Pameran Kriyanusa 2017, setidaknya ia bisa mengantongi uang Rp500.000 setiap harinya selama pameran. Ia menekankan, tak memasang target angka. Dirinya lebih berharap produk ulosnya bisa lebih dikenal masyarakat Indonesia dengan mengikuti ajang pameran tahunan tersebut.

"Tapi bukan itu tujuan utamanya. Kita kesini untuk memperkenalkan kearifan lokal dari daerah Tapanuli Utara. Kalau barangnya laku, ya syukur," ujarnya seraya tersenyum simpul.[]




Telah tayang: https://akurat.co/kain-ulos-tapanuli-ingin-jadi-tuan-rumah-di-negeri-sendiri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar