Jumat, 08 Juni 2018

7Belas Agustusan

Tujuh belas Agustusan lagi. Seru-seruan lagi.  Lomba-lomba lagi. Ngerjain bocah-bocah alus yang ngga berdosa lagi. Lagi dan lagi.

*senyum antagonis*

Seperti tujuh belasan yang udah-udah, dalam rangka memperingati hari proklamasi kemerdekaan bangsa ini yang (katanya sih) udah enam puluh sembilan tahun merdeka dari penjajahan, di dusun tempat gue tinggal, beragam lomba kembali di  selenggarakan. Dari lomba cerdas cermat MIPA Fisika, lomba ansamble biola sampe lomba  merakit robot dan mobil tenaga surya. #ngarang

Iyah, iyah, gue becanda. Dan mengada-ngada. Yang benerannya itu, lomba lari bendera, jalan klereng, masukin paku ke dalam botol dan lomba-lomba lain yang ngga bisa gue sebutin satu persatu namun sedikitpun ngga mengurangi rasa hormat dan takzim gue pada mereka. #apeuhhhcoba

Dari sekian banyak lomba yang sudah dan masih bakal dilaksanakan sampai minggu depan ini,  gue cuma akan berfokus untuk ngeshare lomba mewarnai gambar tingkat  pra sekolah dan taman kanak kanak aja.

Kenapa?

Ya suka-suka gue. Kan, gue yang punya cerita.  #idih #ngeselin

Maap, maap, yang barusan komen sisi kampret gue. Alesan sebenernya karena ngeliat hasil lomba mewarnai kali ini, membuat gue ngerasa seperti tengah "disentil" sama si krucil-krucil ini melalui karya-karya mereka.


Kok bisa?

yah, mari sama-sama kita coba me-review beberapa hasil karya mereka yang menurut versi opini pribadi, sebenarnya adalah salah satu bentuk konspirasi buat menjatuhkan gue.#apabae



(Rizal Mahmuddhin <---ini orang pola pikirnya kadang masih jahiliyah, jadi maklumin aja kalo semua hal selalu dikait-kaitin sama teori konspirasi.)


Yowislah.
Rasah kakehan cangkem.
Cekidot ae mas/mba bro:

Yang pertama ini karya dari Aisyah, usia 6 tahun.  Meski masih terlalu belia, doi sepertinya udah peduli banget sama perkara kerapihan. Gimana ngga? Lihat aja, betapa rapinya dia mewarnai model gambar yang sudah disiapkan panitia ini. Sesuai pakem sekali.  Nyaris tak ada guratan pencil warna yang melewati garis.

Lewat karyanya ini, seakan-akan dia bicara, "tuh, jalll, hasil mewarnai aku mah rapi. Gak kaya sekolah kamu, hubungan kamu, dan hidup kamu yang belum rapi-rapi itu." *Dehem-dehem* terus lanjut bicara,"yah... aku sih ikut prihatin aja sama kamu."

 
(kacrutlah -_____-")

Lain Aisyah lain pula Rizko. Nih:

Yang pertama ini karya dari Aisyah, usia 6 tahun.  Meski masih terlalu belia, doi sepertinya udah peduli banget sama perkara kerapihan. Gimana ngga? Lihat aja, betapa rapinya dia mewarnai model gambar yang sudah disiapkan panitia ini. Sesuai pakem sekali.  Nyaris tak ada guratan pencil warna yang melewati garis.

Lewat karyanya ini, seakan-akan dia bicara, "tuh, jalll, hasil mewarnai aku mah rapi. Gak kaya sekolah kamu, hubungan kamu, dan hidup kamu yang belum rapi-rapi itu." *Dehem-dehem* terus lanjut bicara,"yah... aku sih ikut prihatin aja sama kamu."

kacrutlah -_____-"

Lain Aisyah lain pula Rizko. Nih:

Kalau Aisyah peduli  pada kerapihan, Rizko cenderung lebih konsen pada totalitas.  Terbukti dari caranya mewarnai setiap space yang ada pada gambar ini.

Melalui karyanya, Rizko seperti tengah mengelus-elus kepala gue sembari memberi wejangan, "jalll... Kalau ngelakuin sesuatu itu harus yang total. Jangan setengah-setengah. Emang kamu mau dapet calon istri nanti yang setengah-setengah? Ngga, kan...?"

(Kurang ajar betul si Rizko memang.)

Kalau Aisyah peduli  pada kerapihan, Rizko cenderung lebih konsen pada totalitas.  Terbukti dari caranya mewarnai setiap space yang ada pada gambar ini.

Melalui karyanya, Rizko seperti tengah mengelus-elus kepala gue sembari memberi wejangan, "jalll... Kalau ngelakuin sesuatu itu harus yang total. Jangan setengah-setengah. Emang kamu mau dapet calon istri nanti yang setengah-setengah? Ngga, kan...?"

(Kurang ajar betul si Rizko memang.)

Kalau yang ini perbuatan Fio. Sekilas barangkali ngga ada yang spesial pada karya mewarnainya, tapi begitu diperhatikan dengan seksama ternyata ada yang ngga biasa. Dimana? Atau apanya yang ngga biasa? Coba perhatikan lagi gambar tadi.

*seketika hening sesaat*

Yak!! Betul banget.  mata  dari ketiga pria di gambar ini ternyata berwarna merah. Kenapa demikian?  Iseng-iseng gue coba tanya ke Fio. Sambil senyum dia cuma jawab, "itu, yang laki-laki lagi pada sakit mata, om..."

(Udah? Gitu aja? Wow banget yah. -_-)

Iyah, Fio memang cuma bilang begitu, tapi dari caranya tersenyum yang agak  sedikit memiringkan  bibir  ke kanan, seakan-akan dia bilang, "jal... jal... jadi orang kok, ngga peka. Gimana mau pinter ngebaca tanda. Belajar lagi, sanah."

(Njir. Sengak sangat si Fio inih.)

Next, langsung ke karya si Nayla sajalah:

Kalau yang ini perbuatan Fio. Sekilas barangkali ngga ada yang spesial pada karya mewarnainya, tapi begitu diperhatikan dengan seksama ternyata ada yang ngga biasa. Dimana? Atau apanya yang ngga biasa? Coba perhatikan lagi gambar tadi.

*seketika hening sesaat*

Yak!! Betul banget.  mata  dari ketiga pria di gambar ini ternyata berwarna merah. Kenapa demikian?  Iseng-iseng gue coba tanya ke Fio. Sambil senyum dia cuma jawab, "itu, yang laki-laki lagi pada sakit mata, om..."

(Udah? Gitu aja? Wow banget yah. -_-)

Iyah, Fio memang cuma bilang begitu, tapi dari caranya tersenyum yang agak  sedikit memiringkan  bibir  ke kanan, seakan-akan dia bilang, "jal... jal... jadi orang kok, ngga peka. Gimana mau pinter ngebaca tanda. Belajar lagi, sanah."

(Njir. Sengak sangat si Fio inih.)

Next, langsung ke karya si Nayla sajalah:

Karya Nayla  bisa dibilang rada membingungkan. Cara dia dalam memberi warna yang ngga biasa membuat gue bertanya-tanya dalam waktu semalaman. Seperti warna baju koko salah satu pria pada gambar yang ngga seragam, sebagian kuning sebagian lagi hijau. kain sarungnya juga tidak sewarna karena sebagian kuning sebagian lagi... Itu warna ungu, bukan? Warna kulit muka juga  bermacam-macam. Dua pria berkulit muka merah tua, tapi tangan berwarna kuning dan hijau. Atau seorang pria berkulit muka orange tapi tangan berwarna kuning.  Dua wanita di gambar itu juga di warnai tak senada, bermuka merah muda tapi tangan kecoklatan. Warna rumput-rumpunpun  tidak melulu hijau tapi ada yang kuning, biru juga ungu. Bahkan warna langit pun tak selalu biru.

Dalam karyanya ini, Nayla seakan sedang membisiki gue dua hal, "1. Jangan takut berbeda. 2. Jangan heran dengan perbedaan. " Yah, ini pesan ambigu yang  membingungkan. Tapi  pada karya warna Nayla, gue ngerasa gambar dua pria dan dua wanita yang tengah bersalaman secara implisit justru  menemukan makna.

(Cerdas bukan buatan Nayla.)

Terakhir:

Karya Nayla  bisa dibilang rada membingungkan. Cara dia dalam memberi warna yang ngga biasa membuat gue bertanya-tanya dalam waktu semalaman. Seperti warna baju koko salah satu pria pada gambar yang ngga seragam, sebagian kuning sebagian lagi hijau. kain sarungnya juga tidak sewarna karena sebagian kuning sebagian lagi... Itu warna ungu, bukan? Warna kulit muka juga  bermacam-macam. Dua pria berkulit muka merah tua, tapi tangan berwarna kuning dan hijau. Atau seorang pria berkulit muka orange tapi tangan berwarna kuning.  Dua wanita di gambar itu juga di warnai tak senada, bermuka merah muda tapi tangan kecoklatan. Warna rumput-rumpunpun  tidak melulu hijau tapi ada yang kuning, biru juga ungu. Bahkan warna langit pun tak selalu biru.

Dalam karyanya ini, Nayla seakan sedang membisiki gue dua hal, "1. Jangan takut berbeda. 2. Jangan heran dengan perbedaan. " Yah, ini pesan ambigu yang  membingungkan. Tapi  pada karya warna Nayla, gue ngerasa gambar dua pria dan dua wanita yang tengah bersalaman secara implisit justru  menemukan makna.

(Cerdas bukan buatan Nayla.)

Terakhir:
:
Gue ngga tau ini karya siapa. Sebab ini satu-satunya karya yang ngga dicantumi nama. Gue udah coba tanya-tanya ke panitia, tapi mereka pun cuma  menggelengkan kepala. Ini karya gelap. Misteri sangat.  *merinding*  #lebay.

Mengingat lomba mewarnai ini bisa diikuti oleh bocah-bocah yang belum sekolah, kuat dugaan sementara,  si seniman yang mewarnai gambar ini boleh jadi adalah bocah yang  belum fasih sama aksara, tapi antusias dan semangat sekali untuk bisa berpartisipasi mengikuti lomba.

Jika demikian yang terjadi maka si bocah ini  telah sukses besar menampar gue dengan sikap percaya dirinya itu. Dia mungkin belum bisa tulis baca, tapi dia berani mencoba. "bermain-main" dengan warna.  Point itu yang kadang masih menjadi PR pribadi gue.

Gue ngga tau ini karya siapa. Sebab ini satu-satunya karya yang ngga dicantumi nama. Gue udah coba tanya-tanya ke panitia, tapi mereka pun cuma  menggelengkan kepala. Ini karya gelap. Misteri sangat.  *merinding*  #lebay.

Mengingat lomba mewarnai ini bisa diikuti oleh bocah-bocah yang belum sekolah, kuat dugaan sementara,  si seniman yang mewarnai gambar ini boleh jadi adalah bocah yang  belum fasih sama aksara, tapi antusias dan semangat sekali untuk bisa berpartisipasi mengikuti lomba.

Jika demikian yang terjadi maka si bocah ini  telah sukses besar menampar gue dengan sikap percaya dirinya itu. Dia mungkin belum bisa tulis baca, tapi dia berani mencoba. "bermain-main" dengan warna.  Point itu yang kadang masih menjadi PR pribadi gue.


Semua karya mewarnai yang masuk ke meja panitia memiliki kelebihannya masing-masing. Tapi maaf ngga semua bisa di share.  Bila dipikir-pikir ulang, sepertinya  mereka ngga mungkin punya niatan buat nyindir apalagi mencoba menjatuhkan, mereka hanya mencoba berkarya, bisa jadi (dan memang ini yang terjadi) cuma guenya aja yang kelewat  sensi. Yah, biar bagaimanapun, mereka bocah-bocah yang luar biasa.

Terimakasih telah antusias dan turut berpartisipasi.
*angkat topi*

Semua karya mewarnai yang masuk ke meja panitia memiliki kelebihannya masing-masing. Tapi maaf ngga semua bisa di share.  Bila dipikir-pikir ulang, sepertinya  mereka ngga mungkin punya niatan buat nyindir apalagi mencoba menjatuhkan, mereka hanya mencoba berkarya, bisa jadi (dan memang ini yang terjadi) cuma guenya aja yang kelewat  sensi. Yah, biar bagaimanapun, mereka bocah-bocah yang luar biasa.

Terimakasih telah antusias dan turut berpartisipasi.
*angkat topi*





(fb:11082014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar